KESALAHAN DAN KEBENARAN
FIRMAN MENYATAKAN
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali." (Matius 18:15).
Apa yang pasti akan kita lakukan sebelum pergi ke luar rumah? Tentu kita akan berdandan. Bukan supaya terlihat mempesona dan menawan. Tetapi s kita berusaha memantaskan diri, supaya saat kita ke luar sekurang-kurangnya penampilan kita tidak kelihatan buruk.
Tidak mungkin kita keluar rumah hanya dengan baju sekenanya. Kita lihat dulu apakah pakaian itu cukup sopan dikenakan diluar rumah atau tidak. Tidak mungkin kita berpergian tanpa menyisir rambut. Kita lihat dulu apakah rambut kita sudah cukup rapi atau malah acak-acakan seperti orang bangun tidur.
Dan untuk semua itu kita membutuhkan satu hal, yaitu cermin! Ya, cermin berfungsi supaya kita dapat melihat diri kita. Kita memerlukan cermin untuk memantaskan apa yang ada pada diri kita!
Masalahnya : siapakah yang menjadi cermin dalam kehidupan kita? Siapakah yang membantu melihat diri kita? Siapakah yang dapat menolong kita untuk memantaskan diri kita? Firman Tuhan menjawab : kitalah cermin bagi sesama kita.
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. (Matius 18:15a). Tuhan mengatakan bila melihat kelemahan atau dosa sesama kita, kitalah yang berkewajiaban untuk menegur. Kitalah yang memantaskan diri mereka. Kitalah yang menjadi cermin bagi mereka. Inilah perintah Tuhan.
Sungguh terasa mendalam Sabda Tuhan tersebut! Karena betapa sering saat kita melihat kelemahan sesama, kita bukannya menjadi cermin, tetapi menjadi ‘mikroskop’ bahkan ‘mercu suara’. Kita menjadi ‘mikroskop’, ketika kelemahan sesama justru kita amati secara mendetail. Bahkan kita catat dengan runtut berbagai kekurangan sesama kita. Lebih parah lagi ketika kita menjadi ‘mercu suar’, karena dosa sesama kita malah kita siarkan. Menjadi bahan gosip dan pergunjingan dengan orang lain.
Menjadi ‘mikroskop’ dan ‘mercu suar’ sama sekali tidak rohani. Bahkan bertentangan dengan kehendak Tuhan Yesus sendiri. Mengetahui kelemahan dan dosa orang lain, bukan berarti kita lebih baik daripada orang lain. Salah besar bila kepantasan diri kita diukur dari kekurangan orang lain.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3). Inilah teguran Tuhan Yesus. Kita tidak akan menjadi lebih baik dengan melihat kelemahan dan dosa orang lain. Malah dengan menghakimi kitalah yang bertambah buruk.
Hari ini kita belajar, bila kita diberi kesempatan mengetahui dosa orang lain sebenarnya suatu ujian bagi diri kita. Sudahkah kita menjadi cermin? Sebab jika kita gagal menjadi cermin sebenarnya adalah sebuah kesalahan fatal.
Orang yang tidak menjadi cermin, sebenarnya ia sendiri tidak pernah bercermin. Ia tidak pernah memantaskan diri sendiri, sehingga ia tidak mampu memantaskan orang lain. Ia menjadi orang buta, tetapi merasa melihat. Sebenarnya sakit dan kritis, eh malah merasa orang lain yang dalam kondisi lebih parah. Sungguh menyedihkan...
Tetapi dengan menjadi cermin, berarti pula kita diberi kemampuan untuk mau menerima orang lain. Tidak menyalahkan, tetapi mengingatkan. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali." (Matius 18:15b). Maka kita bukannya kehilangan, melainkan kembali mendapatkan.
Dengan menjadi cermin, kita sama-sama melihat. Tanpa menjadi cermin, kita sama-sama tersesat. Amin.
Las Vegas (NV) Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind all information and 거제 출장샵 best deals of Las Vegas (NV) Casino & Hotel, The only place to find an MGM Grand 서귀포 출장안마 Hotel, The Bellagio Theater, and 순천 출장마사지 the 광주 출장안마 Caesars Palace 동해 출장샵 Casino on Rating: 4.4 · 2,048 reviews